Tuduhan dan Fitnah kepada Hizmet (Bagian 1)
Pertanyaan: Apa saja penyebab dari sebagian tuduhan, fitnah, dan cemoohan yang ditujukan kepada gerakan yang konsisten dengan kasih, toleransi, altruisme, dan dedikasi sedari awal kemunculannya. Lalu, apa saja yang harus dilakukan untuk menghadapinya?[1]
Jawaban: Pertama-tama, saya merasa perlu untuk membahas topik yang sebenarnya sering diulas melalui beragam kesempatan ini. Apa pun nama yang disematkan kepada pengabdian di bidang pendidikan, budaya, dan tolong-menolong, entah itu gerakan, jamaah, ataupun komunitas pencerahan, merupakan hal yang tidak benar jika mengklaimnya sebagai pencapaian individu-individu tertentu belaka, menjadi fanatik karenanya, ataupun menyampaikan bahwa aktivitas ini berada di bawah koordinasi terpusat dengan hierarki tertentu. Komentar dan pandangan yang demikian bersumber dari ketidaktahuan akan esensi utama permasalahannya. Ini karena perjuangan melawan musuh paling penting umat manusia saat ini yaitu kebodohan, kemiskinan, dan perpecahan serta menyelenggarakan berbagai kegiatan guna menunjukkan cara hidup yang manusiawi dalam kerangka idealisme yang logis, disukai, dan layak mendapat pujian merupakan karya dari para relawan tulus yang berkumpul dalam satu kesatuan.
Sebagaimana orang-orang dengan tujuan, perasaan, dan cita-cita yang sama berkumpul di masjid untuk mendirikan salat jumat, bertawaf mengelilingi Ka’bah di mathof (tempat tawaf) , atau pun wukuf di Padang Arafah, maka faktor yang mampu mengumpulkan para relawan hizmet untuk mengerjakan kegiatan ataupun proyek-proyek tertentu adalah kesamaan pemikiran dan perasaan. Sebagian jiwa-jiwa yang berdedikasi di mana kalbunya selalu dilingkupi oleh semangat pengabdian kepada umat manusia serta memimpikan datangnya masa depan yang indah senantiasa berpikir bahwa dirinya harus memberi kontribusi ketika melihat kesempatan pengabdian terkecil sekalipun di suatu tempat. Demikianlah, mereka pun mulai memberikan dukungan kepada program-program pelayanan masyarakat yang direncanakan di sana.
Secara khusus, ketulusan, kepercayaan, harapan, dan antusiasme dari orang-orang yang telah bergabung dengan kafilah ini di masa sebelumnya serta mendedikasikan hidup untuk pengabdian tanpa berharap pamrih sesungguhnya telah menarik banyak orang untuk terlibat ke dalam pekerjaan ini. Maksudnya, pengabdian-pengabdian yang telah dikerjakan hingga saat ini dilaksanakan oleh para relawan yang tak berharap pamrih apa pun melainkan termotivasi oleh semangat pengabdian kepada umat manusia. Keagungan akhlaknya yang mulia telah menjadi referensi penting bagi orang lain sehingga mereka pun turut mendukung kegiatan-kegiatan ini.
Akhirnya, pada hari ini terdapat banyak orang dari beragam budaya, suku, bahkan agama yang menerima dan mendukung kegiatan-kegiatan hizmet telah menunjukkan betapa luas cakupan dari pembahasan ini. Meskipun pada awalnya kegiatan-kegiatan tersebut hanya dihadiri oleh 5-10 individu saja, orang-orang yang menyaksikan bahwa program ini adalah program yang tepat dan bermanfaat kemudian membuat program-program hizmet yang serupa di daerah domisili mereka. Dengan kata lain, ada banyak orang dengan latar belakang perspektif dan sudut pandang yang berbeda-beda ini kemudian berkumpul karena hizmet ternyata sangatlah logis. Sebagian dari orang-orang ini kemudian mengambil peran dan tanggung jawab secara langsung baik di bidang pendidikan, budaya, maupun dialog. Sedangkan sebagiannya lagi memberikan dukungan materiil dan immateriil.
Apabila kegiatan yang dilakukan tidak logis serta tidak sesuai dengan nilai-nilai universal manusia dan situasi di masa kita hidup, tidak mungkin jutaan orang akan terlibat dalam gerakan kebaikan ini. Tidak akan ada ratusan sekolah yang berhasil dibuka mulai dari di Asia Tenggara hingga Afrika; ataupun di Asia Tengah hingga Eropa. Tidak akan ada pengusaha-pengusaha yang mendonasikan harta kekayaannya untuk mengayomi para penuntut ilmu. Tidak akan terbangun jembatan-jembatan dialog kepada orang-orang dari beragam pemikiran yang berasal dari beragam negara. Semua itu terwujud berkat terpenuhinya prinsip-prinsip dasar dalam agama yang Anda anut serta selarasnya ia dengan nilai-nilai yang Anda praktikkan dan Anda yakini.
Selain itu, apa pun pendapat orang, faktor terpenting bagi keberhasilan hizmet yang Anda lakukan untuk terus berlanjut hingga saat ini dalam cakupan yang luas adalah berkat pertolongan dan inayat Allah. Terkadang Allah hendak menunjukkan keagungan-Nya dengan jalan menjadikan orang-orang yang kecil lagi lemah mampu menunaikan pekerjaan-pekerjaan besar. Menurut kami hal tersebut dapat terlihat dengan jelas jika memperhatikan hizmet-hizmet yang dilakukan. Namun, hal ini bisa jadi tidak objektif bagi semua orang. Hal yang dapat menjelaskan bagaimana bisa anak-anak muda yang baru saja menyelesaikan kuliahnya, tidak memiliki informasi mendalam tentang negara tujuan dan apa yang akan mereka kerjakan di sana, serta keterbatasan materi, tetapi mampu membuka banyak sekolah di negara tujuan di mana sekolah-sekolah tersebut dapat diterima dan dicintai oleh penduduk lokal, hanyalah pertolongan dan inayat Allah semata.
Beberapa orang keliru dalam memahaminya sebab hanya memperhatikan besarnya pekerjaan yang ditunaikan tetapi tidak menyadari keagungan Allah sehingga mereka pun menghayalkan adanya kekuatan besar yang tersembunyi di balik kesuksesan ini. Menurut kriteria mereka yang bengkok, orang-orang yang berada di balik program-program besar haruslah sosok-sosok seperti Napoleon dan Julius Caesar atau lembaga think tank yang besar. Melalui pertanyaan: “Dari mana sumber dana yang digunakan untuk membuat program-program ini berasal?” atau dengan menyebut bahwa terdapat kekuatan tersembunyi dibaliknya, salah satu pihak ingin membuat bingung banyak orang. Karena tidak menyadari betapa besar inayat Allah dan betapa hebat kekuatan yang dikandung oleh semangat altruisme, maka mereka menatap kebaikan-kebaikan yang dikerjakan ini dengan penuh rasa skeptis. Bahkan sebagiannya melakukan penyerangan dan menebarkan fitnah.
Padahal menurut kita, semua itu dapat terwujud berkat dorongan dan inayat Ilahi, baru kemudian berkat dukungan dan kerja keras jiwa-jiwa tulus yang menganggap pekerjaan tersebut perlu untuk ditunaikan dan mendedikasikan diri untuk mengerjakannya. Kita meyakini bahwa selama kita beriman kepada-Nya dan mengerjakan segala sesuatu di jalur yang diridai-Nya maka Dia tidak akan membiarkan kita sendirian meniti jalan ini.
Hukum tidak boleh Ditetapkan Berdasarkan Khayalan dan Dugaan
Mereka yang melakukan aktivitas untuk melawan para relawan hizmet, pada satu titik tertipu karena mengambil tindakan berdasarkan khayalan dan dugaan semata. Mereka juga membandingkan relawan-relawan hizmet dengan orang lain, mungkin juga membandingkannya dengan diri mereka sendiri. Ketika memiliki wewenang, beberapa pihak menggunakannya untuk menambah materi maupun untuk memperkuat posisinya. Di sisi lain, mereka menggunakan wewenangnya untuk menindas dan menekan orang-orang yang tidak memiliki pikiran yang sama seperti dirinya. Untuk itu, mereka berpikir bahwasanya orang lain yang memiliki wewenang akan melakukan hal yang sama seperti dirinya. Karena pada suatu masa mereka pernah merasuki pembuluh darah bangsa ini melalui cara-cara gelap dan menciptakan sistem-sistem pengawasan untuk mengontrol orang-orang yang tidak sepaham. Mereka menilai segala sesuatu berjalan seperti cara yang mereka tempuh. Untuk itu, mereka pun menyematkan sebagian agenda-agenda rahasia kepada orang-orang hizmet yang membuka pintu hatinya bagi semua orang. Meskipun orang-orang yang meraih beberapa kesempatan melalui bantuan kawanan penjahat hanya berjumlah kecil, tetapi sikap dan kata-kata mereka mampu mempengaruhi masyarakat yang lebih luas. Dengan cara itu mereka mencampuri pikiran masyarakat.
Misalnya, mereka merasa sangat tidak nyaman pada kondisi di mana posisi-posisi penting negara diisi oleh orang-orang yang tidak sepaham dengannya. Sebagian orang yang tak bisa berdamai dengan pihak-pihak yang tak sepaham tersebut kemudian mengeluarkan fitnah bahwasanya para relawan hizmet telah melakukan infiltrasi dengan menempatkan kader-kadernya sebagai pegawai negeri. Padahal setiap warga negara berhak menduduki posisi apa pun di dalam negara jikalau ia layak dan memenuhi kriteria. Melarang mereka untuk melakukannya adalah diskriminasi. Sebenarnya hal ini telah saya sampaikan secara terbuka dari mimbar-mimbar masjid semenjak 40-50 tahun yang lalu. Saya sampaikan, "Mengapa orang-orang saleh di negeri ini hanya menyekolahkan anak-anak mereka hanya ke taman pendidikan Al-Qur'an, madrasah, dan fakultas dirasat islamiyah saja? Apakah negeri ini tidak memiliki sekolah yang mempelajari jurusan-jurusan lain? Mengapa Anda tidak mengajak anak-anak Anda untuk mendalami ilmu kedokteran? Mengapa Anda tidak mendorong anak-anak Anda untuk memilih jurusan sains seperti fisika ataupun kimia? Mengapa Anda tidak mengarahkan anak-anak Anda untuk mengambil jurusan politik, hukum, akademi militer, atau pun akademi kepolisian? Negeri ini adalah negeri kita. Sekolah-sekolahnya pun merupakan sekolah kita. Jika demikian, maka masyarakat negara ini harus mengarahkan anak-anak mereka ke semua bidang yang mereka anggap berguna.”
Saya dengan terbuka telah menyampaikan pemikiran saya ini di mimbar-mimbar masjid. Pada hari ini pun saya masih menyampaikan hal yang sama. Meskipun demikian, mereka tetap saja menyebutnya sebagai infiltrasi. Padahal infiltrasi memiliki makna masuknya suatu unsur asing ke sebuah struktur secara rahasia. Orang-orang yang berasal dari latar belakang bangsa yang berbeda berusaha melakukan infiltrasi secara rahasia demi bisa menentukan takdir dari bangsa ini. Namun, anak-anak bangsa ini tidak akan melakukan infiltrasi. Sebaliknya, mereka akan masuk ke sana setelah memenuhi syarat dan kriterianya. Jika ia telah memenuhi syarat dan kriterianya, maka berada di sana adalah haknya. Anak-anak asli bangsa ini memiliki hak untuk berada di semua lembaga-lembaga penting. Mereka memiliki hak dan harus mengambil peran dalam menentukan masa depan negerinya. Menuduh hal yang tidak-tidak kepada anak-anak asli bangsa ini adalah cacat pikiran.
Di sisi lain, memunculkan beberapa delusi dan kekhawatiran akan masa depan merupakan sikap yang sangat tidak pantas. Para relawan hizmet di masa mendatang akan tetap bergerak dan menjaga sikapnya sebagaimana gerak dan sikap mereka pada hari ini, insya Allah. Ini karena mendekati semua manusia dengan kasih dan sayang, membuka pintu hati untuk semua orang tanpa kecuali, bahkan berlaku manusiawi dan kesatria terhadap pihak yang memusuhi sekalipun merupakan prinsip-prinsip dasar mereka. Apabila ada sebuah agenda yang harus dibahas, kehormatan, pangkat dan jabatan, serta kekuasaan duniawi tidak termasuk di dalamnya. Mereka hanya mengharapkan rida Allah semata. Terhadap semua kepentingan lain, mereka telah mengunci pintu rapat-rapat.
Tidak hanya pangkat dan kekuasaan duniawi, orang-orang yang ber-hizmet bahkan menganggap bahwasanya tidak tepat atau bahkan tidak boleh menantikan balasan ukhrawi atas pengabdian yang dilakukannya. Misalnya, ketika melakukan pengabdian demi menggapai rida Ilahi seseorang bisa saja menemui beragam masalah di tengah perjalanan. Mereka rawan dibuntuti, diinvestigasi, diancam, dan diasingkan. Mereka terancam dijebloskan ke dalam penjara atau bahkan terpaksa meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila dalam kondisi demikian mereka berkata: “Saya berharap mendapat balasan surga atas ketabahan saya dalam menghadapi semua ini” maka sesungguhnya mereka sedang berharap untuk mendapat sesuatu yang harganya murah. Ketika ada peluang untuk bisa meraih rida Allah, lalu mengapa kita berharap sesuatu yang lebih rendah darinya? Ya, seorang muslim bisa saja memohon balasan surga dan dijauhkan dari api neraka dalam doa-doa yang dipanjatkannya. Namun, menautkan kebaikan-kebaikan yang dilakukan padanya serta menjadikannya sebagai cita-cita utama ibarat mengharapkan sesuatu yang kecil di saat bisa meminta yang lebih besar.
Kini, apabila balasan surga untuk kebajikan-kebajikan yang ditunaikan atas nama hizmet saja merupakan ganjaran yang kecil, maka kekuasaan duniawi bila dibandingkan dengannya tak akan memiliki nilai apa-apa. Oleh karena itu, ketika terdapat kesempatan untuk meraih rida Sang Pencipta dan peluang untuk tinggal berdampingan bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, tidak mungkin kita menjadikan pengabdian-pengabdian ini sebagai sarana untuk meraih keuntungan dan jabatan yang bersifat duniawi. Untuk itu, jabatan seperti anggota dewan, menteri, perdana menteri, ataupun pujian dan tepuk tangan yang menjadi tujuan bagi sebagian besar manusia merupakan hal-hal yang jauh dari angan-angan kita. Mengharapkan hal-hal yang demikian kami pandang sebagai sesuatu yang menjatuhkan harga diri. Bagi insan yang memiliki kesempatan untuk memasuki aula singgasana dan bertatap muka langsung dengan sang sultan tidaklah benar jika mereka justru berharap pada sesuatu yang terdapat di koridor istana.
Perbedaan Dunia Alam Pikiran
Sebenarnya semangat altruisme para relawan hizmet yang luar biasa telah banyak diketahui baik di dalam Turki sendiri maupun di banyak negara di dunia. Orang-orang yang berinteraksi dekat dengan mereka rasanya tidak mungkin untuk tidak melihat ataupun tidak mengetahui betapa besar semangat altruisme mereka. Faktanya, kisah-kisah tentang anak-anak muda yang baru saja lulus dari kuliahnya, kemudian berangkat membelah lautan menuju negara-negara tujuan tanpa mengetahui pasti nama negara itu, atau nama negaranya begitu asing sehingga membuat mereka kesulitan menemukan letak negara tersebut di peta, di mana balasan atas pengorbanan tersebut nilainya hanya setara dengan beasiswa anak mahasiswa, bahkan itu pun terkadang tidak tersedia sehingga mereka harus menjadi kulinya sendiri demi bisa membangun sekolah yang direncanakan telah sering dikisahkan oleh banyak orang.
Altruisme yang mereka lakukan pun tidak terbatas untuk rentang waktu tertentu saja. Betapa banyak para relawan hizmet yang kini telah berumur 50-60an tahun tetap konsisten dengan semangat altruismenya.
Setelah puluhan tahun hidup dalam semangat yang sama secara konsisten rasanya tidak mungkin jika tiba-tiba mereka ingin melanjutkan sisa hidupnya dalam kenyamanan ataupun berganti haluan hidup supaya pangkat dan jabatan duniawi bisa diraih. Karena semua pengorbanan dan kesulitan yang dihadapi tak sebanding bila dilakukan hanya untuk meraih sebagian keuntungan duniawi. Siapa kiranya yang akan mengorbankan seluruh umurnya demi kenyamanan hidup selama 5-10 tahun belaka! Itu artinya tujuan dari semua pengorbanan yang telah kami sampaikan di awal semata-mata demi meraih rida Allah serta kebahagiaan ukhrawi semata. Maksudnya, ketika relawan-relawan altruis ini mengulurkan tangan untuk menyelamatkan masyarakat dari lumpur kemiskinan, kebodohan, dan perpecahan, sebenarnya mereka berharap untuk meraih keselamatan yang hakiki.
Bagaimanapun juga, rasanya tidak mungkin orang-orang yang tumbuh di lingkungan budaya yang berbeda dan tidak memiliki informasi tentang pemikiran-pemikiran Anda bisa memahaminya. Mereka tidak akan bisa memahami apa arti dari semua pengorbanan tersebut sebelum meluangkan waktunya untuk berinteraksi dengan Anda serta sebelum mengetahui spesifikasi dari jalan yang Anda tempuh ini. Karena pengorbanan yang mereka lakukan selama ini dilakukan demi meraih keuntungan bagi pribadinya masing-masing. Orang-orang yang berlari dan menghabiskan seluruh umurnya demi dunia tidak akan mungkin bisa memahami pengabdian yang dilakukan dengan semangat dedikasi yang serius tanpa berharap keuntungan dunia meski hanya sedikit sekalipun. Karena mereka tidak pernah memikirkan, mendengar, melihat, atau hidup dengan cara yang demikian.
Menjelaskan Prinsip-Prinsip Kita
Saya tidak mengungkapkan semua ini atas nama pembenaran dan justifikasi atas keraguan dan paranoia mereka terhadap masalah ini. Sebaliknya, saya mengatakan hal-hal ini supaya kita dapat membaca peristiwa yang sedang terjadi dengan benar sehingga kita bisa menentukan tindakan apa yang harus diambil sesuai dengan kondisi tersebut. Apalagi kita tetap harus terus menjelaskan nilai-nilai ini meskipun mereka tidak memahaminya. Meskipun mereka menjaga jarak, kita harus berusaha dekat dengan mereka. Persis seperti apa yang dilakukan Baginda Rasulullah. Beliau tidak mencukupkan diri dengan sekali, dua kali, ataupun tiga kali penjelasan. Kita pun harus melanjutkannya untuk yang keempat, kelima, dan seterusnya…
Seperti yang Anda ketahui dengan baik, Rasulullah barangkali telah mengunjungi Amr bin Hisyam yang populer disebut sebagai Abu Jahal sebanyak 50-100 kali. Padahal sebenarnya Abu Jahal merupakan sosok insan yang karakternya sulit untuk menerima iman. Ia telah mengunci dirinya dengan kekufuran dan kesesatan. Benar-benar keras kepala. Ia melihat dirinya berada pada level di atas manusia lainnya. Ia memandang orang lain berada pada posisi yang lebih rendah. Sebagai pemimpin Bani Mahzum, ia bermimpi pada suatu hari nanti bisa menjadi pimpinan bagi masyarakat Mekkah. Tepat ketika harapannya memuncak, kemunculan seseorang yang akan memimpin masyarakat secara menyeluruh baik dari segi materi maupun maknawi bukanlah situasi yang dapat dicerna oleh seorang Abu Jahal. Sebenarnya Rasulullah shallalahu alaihi wasallam mengetahui kondisi ini dengan sangat baik. Karena beliau adalah sosok fatanah yang luar biasa. Namun, beliau mengabaikan dan tetap melanjutkan dakwahnya. Karena berdakwah adalah tugasnya. Perkara undangannya kepada Islam diterima atau tidak adalah urusan mereka dengan Allah.
Untuk itu, kita tidak boleh memandang bahwa usaha kita dalam menjelaskan pemikiran dan nilai yang kita yakini ini sudah cukup. Kita harus terus melakukannya secara kontinu. Terdapat satu sosok penting yang datang mengunjungiku beberapa waktu yang lalu. Ia berkata: “Masih ada banyak orang yang belum mengetahui semangat dan makna dari gerakan pencerahan ini”. Itu artinya sejauh ini kita masih sangat lambat dalam bergerak. Kita masih belum mampu menjelaskan nilai kita kepada orang lain secara benar. Kita masih belum mampu menyampaikan siapa diri kita baik melalui kata-kata maupun melalui sikap. Kita belum memberi mereka kesempatan untuk mengenali kita dari dekat. Ketika pengabdian yang dilakukan membumbung ke langit secara vertikal, sayang sosialisasinya masih mendatar secara horizontal.
Oleh karena itu, dalam perkara ini kita tidak boleh bermalas-malasan. Jika diperlukan, kita harus berangkat mengunjungi tiap orang satu per satu dan membangun dialog bersama mereka, persis seperti yang pernah dilakukan di tahun 90an. Apabila kita tidak ingin menemui masalah yang merintangi jalan yang sedang dilalui, maka kita harus memperluas lingkungan pergaulan kita dengan kadar yang setara dengan perkembangan dan peningkatan kita. Jika kita tidak ingin hal-hal yang telah diwarisi sejak masa lalu seperti permusuhan, kekerasan, terkuncinya hati oleh rasa iri dan dengki, atau munculnya orang-orang yang tidak memiliki pendidikan Islam memotong jalan kita, maka secara kontinu kita harus senantiasa melangkah untuk memecahkan permusuhan, memperluas lingkungan pergaulan, memperbanyak simpatisan, dan membangun persahabatan.
Apakah Anda tidak mau pada suatu hari nanti ada banyak orang yang mengenali keindahan yang Anda miliki serta terinspirasi untuk menemani Anda meniti jalan ini? Apakah Anda tidak kepingin orang-orang yang memfitnah Anda nantinya berbalik membela Anda? Jika demikian, maka Anda berkewajiban untuk terus berjalan dalam menjelaskan sifat-sifat istighna, tanpa pamrih, tulus dan ikhlas, cinta dan toleransi yang Anda miliki kepada mereka yang memiliki perbedaan pandangan dan pemikiran serta kepada pihak yang salah dalam mengenal dan menuduh Anda yang bukan-bukan.
Selain penjelasan, Anda perlu duduk bersama mereka untuk waktu yang lama sehingga mereka dapat mengenal Anda lebih baik dan melihat perasaan seperti apa yang Anda miliki terhadap kemanusiaan. Satu hal yang perlu diketahui, mereka akan terus ragu dan sangsi kecuali Anda mulai memberi penjelasan yang benar kepada mereka tentang siapa diri Anda.
Apabila Anda berkeinginan agar orang-orang berjalan mendatangi Anda, tirulah akhlak ilahi, berlarilah ke arah mereka. Apabila Anda berkeinginan supaya mereka membuka dirinya kepada Anda, bukalah diri Anda kepada mereka. Jika Anda mengharapkan senyuman dari wajah mereka, pertama-tama Anda harus menyambut mereka dengan senyum dan sambutan hangat. Bukalah kalbu Anda untuk semua manusia sehingga ribuan kalbu pun terbuka untuk kita. Taklukkanlah hati manusia sehingga Anda tak lagi menemukan reaksi antipati. Dekatlah kepada semuanya sehingga orang-orang pun tak menjaga jaraknya dengan Anda.
Selain itu, apabila kita ingin supaya orang-orang dapat memahami dan mengenali kita dengan tepat maka kita harus transparan dan terbuka kepada semua orang. Kita harus selalu mengekspresikan tulusnya perasaan kita kepada pihak-pihak luar. Namun, ketika melakukannya hendaknya kita juga perlu memahami perbedaan derajat pemahaman setiap orang dan jangan sampai kita menerapkan metode yang salah.
Selain itu, semua pekerjaan yang kita lakukan haruslah sesuai dengan aturan dan prinsip-prinsip yang dianut oleh negara tempat kita beraktivitas. Bahkan sebelum memulai melangkah, sebaiknya kita bertemu dan berkonsultasi dengan otoritas setempat. Kita juga harus mengundang mereka untuk menghadiri kegiatan dan program yang kita kelola. Program-program yang kita buat harus terbuka untuk semua orang supaya mereka bisa mengenal kita dari dekat. Kita harus menunjukkan bahwasanya kita adalah orang yang bisa dipercaya dan tak ada bahaya yang akan orang lain dapatkan dari kita.
Untuk itu, kita harus menjauhi sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan kecemasan dan ketidaknyamanan bagi orang lain. Kita harus mengelolanya sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang salah. Hal yang sama harus kita lakukan supaya tidak membangkitkan kecurigaan bahwa kita sedang melakukan hal-hal yang rahasia. Satu hal yang tak boleh dilupakan, kesalahan yang Anda buat tidak hanya merugikan rekan-rekan yang berhizmet di seluruh penjuru dunia. Pada waktu yang sama, hal tersebut juga menempatkan sahabat-sahabat dekat serta calon penerus Anda pada posisi yang sulit.
Tentu saja semua itu tidak akan bisa terwujud secara seketika. Pada awalnya Anda akan menemui kesulitan. Sebelum Anda berhasil memperkenalkan diri dengan benar kepada lawan bicara, selama itu pula Anda akan menemui keragu-raguan dari mereka. Namun, jika mereka berhasil melihat bahwa Anda betul-betul orang yang dapat dipercaya setelah bertahun-tahun mengujinya, maka berikutnya merekalah yang akan memperkenalkan Anda kepada orang lain. Mereka akan berkata: “Anda dapat mempercayai orang-orang ini. Mereka tidak akan mendatangkan keburukan kepada Anda.” Bagaimana mereka memperkenalkan dan membela Anda merupakan sebuah referensi penting di masa mendatang. Penjelasan mereka pengaruhnya lebih kuat dibandingkan bila Anda harus menjelaskannya sendiri. Meskipun sosok seperti Abu Jahal, Utbah, dan Syaibah akan selalu hadir di setiap waktu, napas mereka akan diputus oleh suara, derap napas, dan semangat kolektif.
Demi hasil akhir yang demikian maka kesabaran dalam menghadapi rintangan pun menjadi layak untuk diperjuangkan. Karena segala hal mengganggu yang membuat kita harus bersabar dan menoleransinya pada hari ini nantinya akan membahagiakan kita di masa mendatang. Satu hal yang tak boleh dilupakan, segala hal yang Anda kerjakan adalah investasi kepada manusia. Investasi kepada manusia untuk balik modal setidaknya membutuhkan waktu seperempat atau bahkan setengah abad lamanya. (Akan berlanjut)
[1] Diterjemahkan dari artikel: https://fgulen.com/tr/eserleri/kirik-testi/hizmet-aleyhindeki-itham-ve-iftiralar
- Dibuat oleh