TUDUHAN DAN FITNAH KEPADA HIZMET (BAGIAN 2)
Dispepsia dan Beragam Kedengkian[1]
Salah satu penyebab penting munculnya gerakan antipati pada sebagian anggota masyarakat terhadap relawan hizmet adalah kecemburuan dan kedengkian. Suatu hari terdapat seorang tokoh mengirimkan surat kepadaku yang berisi: “Telah terjadi pendudukan yang sedemikian rupa sehingga tak tersisa ruang bagi orang lain untuk berkarya.” Melalui suratnya tersebut seakan disampaikan bahwasanya di dunia yang luar biasa besar ini tak tersisa lagi tempat untuk melakukan pengabdian agama. Padahal ada banyak tempat di seluruh dunia di mana umat manusia masih mencari solusi atas masalah-masalah yang dihadapinya di mana di sana juga dibutuhkan penjelasan akan kebenaran dan hakikat. Anda bisa berangkat ke Afrika, Timur Jauh, Cina, Rusia, atau pun Amerika. Pergilah ke mana saja Anda mau, perkenalkan kekayaan kultur Anda pada masyarakat di sana dan ambillah inspirasi dari kekayaan budaya mereka. Betapa banyak wilayah yang masih tak tersentuh dan berpotensi untuk ditebarkan benih kebaikan serta dipanen hasil-hasilnya!
Mengabaikan kebutuhan tersebut untuk kemudian mengeluhkan pengabdian yang sedang berlangsung menunjukkan betapa besar dispepsia yang sedang menjangkiti kalbunya. Hal ini menunjukkan bahwasanya pembahasan ini menjadi perbincangan di antara mereka di mana mereka menyampaikan kejengkelannya terhadap pengabdian yang tengah berlangsung. Kedengkian dapat menyebabkan kerusakan yang lebih dahsyat melebihi kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh kekufuran. Orang-orang yang dengki akan menggunakan segala cara untuk menebarkan kebohongan, fitnah, dan propaganda negatif supaya atensi masyarakat terhadap karya dan pengabdian Anda bisa dipatahkan. Bahkan mereka akan berusaha menisbatkan sebagian tuduhan, baik yang ada hubungannya dengan anda ataupun tidak. Mereka membenturkan Anda dengan negara dan berusaha menunjukkan bahwasanya Anda merupakan musuh negara.
Sebagaimana kita sedari kemarin menghadapi masalah-masalah ini, di hari-hari berikutnya pun kita masih akan berkutat dengan masalah yang serupa. Saya tak bisa mengetahui apakah kita memiliki cukup kekuatan untuk mematahkan kedengkian dan jiwa rivalitas yang terdapat pada banyak orang. Namun, kita bertanggung jawab atas apa yang telah diamanahkan kepada kita. Amanah tersebut adalah bergerak secara transparan, bertindak sangat sensitif supaya tidak memicu lahirnya kedengkian orang lain, kemudian menawarkan tujuan kita barangkali cocok menjadi tujuan mereka sehingga dengan demikian kita membuka jalan bagi orang lain untuk bisa menitinya. Misalnya Anda mencanangkan tujuan untuk mendaki puncak Everest. Setelah itu, raihlah tangan mereka yang berbeda pikiran nan mendengki dan katakan: “Mari kita mendaki ke puncak bersama-sama.” Tunjukkan bahwa Anda tidak memiliki tujuan yang berbeda dengan mereka. Terlebih lagi jangan lupakan bahwasanya mereka juga bisa memberikan kontribusinya kepada Anda. Janganlah Anda persempit keluwesan yang sudah ditetapkan Islam hanya karena hal-hal tertentu. Jangan ubah jalan raya menuju tujuan menjadi gang sempit. Jika tidak, Anda akan tertinggal di tengah jalan sehingga tak mampu lagi tiba di tempat tujuan.
Khususnya apabila Anda bisa berkumpul bersama orang-orang yang sepakat dengan muhkamat pada Al-Qur’an dan Hadis, maka Anda tak perlu membuka perdebatan pada topik-topik ikhtilaf. Hormatilah jalan yang diyakini masing-masing orang dengan rasa hormat yang luar biasa. Rasa hormat adalah kunci ajaib. Apabila Anda menghormati orang lain maka hal tersebut akan memicu perasaannya untuk membalas rasa hormat Anda kepadanya. Apabila Anda berlaku tanpa mengindahkan rasa hormat kepada orang lain itu artinya Anda telah menyebabkan orang lain untuk menyerang nilai-nilai yang Anda yakini. Bahkan sampaikanlah pujian Anda kepada mereka. Lakukanlah hal tersebut dengan motivasi bukan karena hal tersebut mampu menaklukkan orang lain melainkan karena Anda melakukannya dengan tulus dari hati dan yakin dengan apa yang Anda lakukan. Hal-hal ini akan menunjukkan ketulusan Anda. Karena mengatakan sesuatu tidaklah sama dengan merealisasikannya di mana hal itu telah menjadi bagian dari tabiat kita.
Tentu saja ketika mempraktikkannya akan ada banyak titik di mana Anda akan menemui kesulitan. Jalan yang ditempuh orang lain akan terasa bertentangan dengan pemahaman dan fitrah Anda. Terkadang dalam suatu pekerjaan tersisip egoisme dan bahkan keegoisan ini dapat menjadi lebih kokoh dan tahan guncangan karena adanya kefanatikan. Namun, patut Anda ketahui bahwasanya melampaui segala kesulitan sembari memenuhi hak iradat kita, bersabar atas hal-hal yang terasa tidak menyenangkan, bahkan jika diperlukan kita bertindak mundur satu atau dua langkah, semua hal ini akan menjadi sarana bagi diraihnya pahala. Di samping itu, kesabaran Anda akan membuat mereka kemudian berujar: “Ternyata mereka adalah orang yang bisa diajak berjalan dan duduk di meja makan yang sama.” Selain itu, orang-orang yang selama bertahun-tahun tidak melihat Anda melakukan kesalahan akan mulai mempercayai dan merasa mantap untuk melaju bersama Anda.
Sebagaimana sering disampaikan bahwasanya jalan menuju Allah ada sebanyak hembusan napas makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Ini merupakan kebutuhan fitrah. Apabila Anda mampu bersatu pada hal-hal yang sifatnya prinsip maka bercerai berai hanya karena hal-hal furu’ adalah tindakan kriminal. Apabila Anda memisahkan diri dari komunitas dengan alasan “saya akan mengikuti jalan yang terbaik” maka sesungguhnya Anda sedang melakukan sebuah kesalahan besar. Al Ustaz Said Nursi pernah berkata: “bersatu dalam perkara-perkara hasan (baik) lebih baik daripada berikhtilaf dalam perkara-perkara ahsan (terbaik).” Untuk itu, menindak perasaan dengki atau pun negativitas lainnya, menyusunnya sedemikian rupa pada sebuah garis, dan meletakkannya dalam sebuah bejana ikhlas benar-benar dibutuhkan, khususnya di hari di mana persatuan dan kesatuan sangatlah diharapkan. Jika tidak, tidak peduli seberapa besar altruisme dan dedikasi yang Anda berikan, selama prinsip-prinsip tadi tidak diperhatikan maka sama halnya Anda melemparkan jalan tersebut kepada bahaya dan menjadi penyebab bagi terjadinya kecelakaan lalu lintas yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Kesabaran yang harusnya hanya perlu dialokasikan selama 2 tahun terpaksa harus Anda perpanjang hingga 12 tahun lamanya.
Fitnah dan Kerusakan dari Kaum Munafik
Selain itu, peran para munafik yang selalu menjadi makelar bagi timbulnya beragam fitnah dan kerusakan juga tak boleh diabaikan. Apabila mereka bersikap antipati disebabkan oleh agama dan kepercayaan, jalan dan metode, serta perkembangan dan pertumbuhan Anda, maka mereka akan menyiapkan konspirasi dan intrik untuk melawan Anda. Kita tidak pernah kekurangan orang-orang yang menentang agama dan berkeinginan untuk merusak pondasi umum negara, menarik masyarakatnya menuju kekacauan, serta meniupkan api perpecahan dan disintegrasi pada warga negaranya. Orang-orang yang telah terkunci pada pemikiran-pemikiran buruk semacam ini akan selalu merasa tidak nyaman ketika mendengar setiap langkah positif yang bermanfaat bagi negara. Mereka akan melakukan segala daya dan upaya demi bisa mengganggu dan mengeruhkannya.
Mereka senantiasa aktif dalam kegiatan-kegiatan seperti membisikkan hal-hal negatif tentang Anda kepada para pimpinan pemerintah; terkadang dengan menciptakan sebagian argumen mereka berusaha menunjukkan bahwa apa yang Anda kerjakan bertentangan dengan nilai-nilai universal; adakalanya mereka memprovokasi orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat untuk melawan Anda. Jika hasutan ini tidak membuahkan hasil, mereka akan mencoba untuk membenturkan dua kelompok masyarakat yang berbeda. Apabila suatu kelompok berhasil ditaklukkan, mereka kemudian akan berusaha menunggangi dan mengendalikannya.
Untuk merealisasikan niat ini mereka memiliki lembaga-lembaga think tank dan pusat kajian. Di sana mereka mengembangkan rencana dan proyek untuk mengatasi orang-orang yang memiliki pemikiran yang berbeda. Mereka membuat banyak kebohongan dan fitnah terhadap orang-orang yang memiliki pemikiran yang bertentangan dengan rencana mereka. Demikian dahsyatnya angin fitnah dan kebohongan yang dibuat - sepertinya lebih cocok jika disebut sebagai badai fitnah dan kebohongan - negara pun bisa runtuh karenanya. Karena merusak lebih mudah daripada membangun.
Satu hal lagi yang perlu disampaikan bahwasanya semua tuduhan yang dilontarkan kepada hizmet tak satupun yang memiliki dasar. Semuanya tak lebih dari fitnah dan upaya kampanye hitam. Sebenarnya mereka pun menyadari bahwasanya apa yang mereka tuduhkan itu tidak benar dan tak lebih dari fitnah belaka. Ucapan bahwasanya orang-orang hizmet adalah teroris dan pengkhianat bangsa merupakan hasil dari kebencian dan kemarahannya terhadap para relawan hizmet. Sebab, hingga hari ini tidak ada satu pun dari orang-orang yang aktif dalam kegiatan hizmet dan orang-orang yang tersebar ke seluruh penjuru dunia demi menyampaikan pesan kasih sayang ini terlibat dalam tindak kekerasan apalagi kriminal.
Jangankan kekerasan, teror, apalagi senjata, orang-orang yang melontarkan fitnah pun mengetahui dengan baik bahwasanya para relawan hizmet ini bahkan tidak membawa sebuah paku sekalipun di sakunya. Orang-orang yang terpaut dengan kasih sayang ini tak pernah menginjak semut dengan sengaja. Meskipun menderita karena beragam tekanan dan provokasi, keteguhan para relawan hizmet dalam menjaga sikap dan bagaimana mereka tak mudah turun ke jalan sudah cukup menjadi bukti bahwa mereka tak bersalah. Sekali lagi, meskipun selama lebih dari setengah abad para relawan hizmet ini dimata-matai oleh badan-badan rahasia, hingga hari ini tak ada satu pun bukti kriminalitas yang berhasil mereka temukan. Bersama dengan itu, banyak negara yang hingga kini memberikan izin operasional terhadap instansi-instansi yang dijalankan oleh para relawan hizmet.
Meskipun terdapat fakta-fakta yang demikian, disebabkan oleh alasan-alasan yang sudah kami jelaskan ataupun belum dijelaskan, beberapa golongan yang memelihara permusuhan terhadap para relawan hizmet membuat bukti-bukti rekaan, menyiapkan rencana, dan menjalankan operasi untuk “menghabisi” teman-teman yang berdedikasi ini. Mereka berusaha menampilkan sisi negatif dari sosok-sosok yang jauh dari hal bertentangan dengan masa depan dan maslahat negara, asing dari hal-hal yang kontradiksi dengan prinsip agama, republik, dan demokrasi, serta tak berseberangan dari upaya menciptakan perdamaian dunia, di mana sebaliknya, teman-teman ini mendukung dan mendidik karakternya supaya menjadikan tujuan-tujuan ini sebagai visi hidupnya. Untuk itu, sekali lagi kita memiliki tanggung jawab yang sangat penting untuk menjelaskannya.
Lanjutkan Dakwah Ini
Biar saja mereka melakukan keburukan apapun yang telah mereka rencanakan. Mengutip kata-kata yang disampaikan oleh Mehmet Akif, “Kaum yang beriman, yang patuh pada hikmah, dan setia berikhtiar hingga menemukan jalan yang sejati hendaknya tidak ragu, tidak terkejut, dan tidak berhenti dalam usahanya. Sosok-sosok yang diyakini meniti sebuah jalan yang menjanjikan hasil-hasil nan baik demi bangsa maupun umat manusia, mereka senantiasa diuji apakah mereka telah berada di posisi yang benar atau tidak dari sisi nilai-nilai dan kriteria universal di setiap titik perjalanan yang dilaluinya. Apabila mereka terpantau tidak melakukan kesalahan, hendaknya mereka tidak menghiraukan dan tidak panik oleh omongan negatif orang-orang di sekitarnya.”
Faktanya, Nabi Nuh dilempari batu, Nabi Hud diancam dan ditekan, Nabi Salih diintimidasi dengan rencana pembunuhan, Nabi Musa terpaksa meninggalkan tanah airnya, Nabi Isa direncanakan untuk disalib, Nabi Zakariya digergaji, dan masih banyak lagi nabi dan rasul yang menerima beragam kezaliman dan penindasan. Meskipun demikian, tidak ada satu pun dari mereka yang putar balik dari jalan yang sedang dititinya. Apabila hamba-hamba Allah yang mulia saja mengalami kezaliman dan penindasan yang tak terbayangkan akal dari orang-orang yang tidak sepakat dengan jalan mereka dan dari para musuh agama, rasanya tidak mungkin orang-orang yang meniti jalan nabi bisa terhindar dari hal yang sama.
Dalam sebuah hadis Rasul bersabda:
يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى قَدْرِ دِينِهِ فَمَنْ ثَخُنَ دِينُهُ ثَخُنَ بَلَاؤُهُ وَمَنْ ضَعُفَ دِينُهُ ضَعُفَ بَلَاؤُهُ
Artinya: “Seorang laki-laki akan diuji sesuai dengan derajat agamanya. Barangsiapa yang derajat agamanya kuat, maka dia akan diuji sesuai dengan ketinggian derajat agamanya. Barangsiapa yang derajat agamanya lemah, maka ujian yang dihadapinya pun setara dengan kadar agamanya yang lemah. (HR Hakim dalam Kitab Al Mustadrak 1/99).
Untuk itu, orang-orang yang mendedikasikan dirinya demi meraih rida Allah melalui sarana membangkitkan masa depan umat manusia, mereka akan tetap dianggap sukses meskipun harus terlempar ke lembah kematian. Dari sisi ini, orang-orang yang zalim alih-alih khawatir akan sepak terjang orang-orang yang berdedikasi yang mengancam keberlangsungan rencana-rencana mereka, sebaiknya justru akan meratapi nasib kehancuran hidupnya di akhirat kelak. Dalam peristiwa digantungnya Sayyidina Abdullah bin Zubair oleh Al-Hajjaj, ibundanya yaitu Sayyidah Asma binti Abu Bakar muncul di hadapan Al-Hajjaj dan menyampaikan pesan yang membuatnya terperangah. Salah satu di antaranya adalah sebagai berikut: “Hajjaj! Barangkali dirimu tengah menghancurkan kehidupan putraku. Namun, sadarilah sesungguhnya dia telah menghancurkan kehidupan akhiratmu (sesungguhnya yang kau hancurkan adalah kehidupan akhiratmu sendiri).” Inilah yang sebenarnya membuat kita bersedih.
Di samping itu, seberapa pun Anda bersikap toleran dan penuh kasih, beberapa orang yang menjadi hamba setan melalui bisikan yang diterimanya tetap tak akan berpaling dari permusuhannya terhadap Anda. Dalam keadaan demikian, hendaknya abaikan permusuhan tersebut untuk kemudian lanjutkan jalan dakwah Anda dengan penuh kehati-hatian dan langkah antisipasi. Ketika Allah menganugerahi Anda karunia-karunia-Nya, maka para musuh Allah dan rasul-Nya akan resah karenanya. Dalam keadaan demikian, Anda tak boleh mengabaikan kemungkinan rencana intrik dari mereka untuk menodai jalan hizmet yang suci. Sebenarnya tidak mungkin ada pihak-pihak yang resah dengan pengabdian-pengabdian semacam ini selain setan yang telah terusir dari sisi Allah ta’ala. Sayangnya, setan memiliki anak buah dari berbagai golongan. Mereka bisa melakukan keburukan kapan saja. Oleh karena itu, selain Anda perlu untuk melanjutkan jalan dakwah tanpa dihantui rasa khawatir dan panik, Anda tetap harus bergerak dengan penuh kewaspadaan dan antisipatif.
Ruang lingkup yang luas ini rasanya tak mungkin ditangani sendirian. Untuk itu, Anda harus membawa pembahasan ini dalam ranah musyawarah dan pikiran kolektif. Apabila Anda tidak mau tertimpa keputusasaan dan kerugian, hendaknya setiap permasalahan disampaikan dalam forum musyawarah. Hendaknya Anda juga mematuhi apapun keputusan yang diambil dalam forum tersebut.
Muhasabah
Terakhir, saya ingin kembali mengingatkan satu hal yang sebenarnya sudah sering dibahas. Al-Ustaz melihat bahwasanya di saat ahli dunia menyerang dirinya, itu merupakan pertanda bahwa beliau telah mengambil langkah yang keliru. Kita pun harus menggunakan kriteria ini dalam melakukan muhasabah diri. Kita sering berkata bahwasanya visi kita adalah i’la-i kalimatillah yang merupakan sarana untuk bisa meraih tujuan kita, yaitu meraih rida Allah semata. Apakah kita senantiasa dapat menjaga tujuan ini di setiap sisi kehidupan? Pernahkah pemikiran untuk menikmati sebagian kelezatan dunia dan hidup nyaman terbersit di benak kita? Apakah kita telah mencampuri urusan rububiyah ilahi dengan memelihara harapan pribadi di masa mendatang? Apakah kita terlanjur bersandar pada jangkauan luas hizmet yang telah ditunaikan, menganggapnya sebagai sumber kekuatan, dan lupa pada kekuatan asli, yaitu kekuatan dan kudrah dari Zat Uluhiyah?
Pertanyaan-pertanyaan ini bisa kita tambah. Anda dapat memikirkan pertanyaan lain yang jauh lebih baik dan dengan pertanyaan tersebut mari kita melakukan muhasabah diri. Ini karena melakukan sesuatu levelnya berbeda dengan sekedar menyampaikan sesuatu. Kita akan menerima pukulan kasih sayang apabila terdapat kekurangan ataupun keteledoran dalam upaya menunaikannya. Untuk itu, hal yang harus kita lakukan segera setelah menyadari kekurangan ini adalah bertawajuh, bertobat, dan beristigfar kepada-Nya. Karena tidak satu pun dari kita yang suci dari kesalahan, maka kita tidak bisa mengklaim bahwasanya pikiran kita selalu bersih. Seperti halnya sebagian serbuk tepung beterbangan keluar di antara batu penggilingan, demikian juga dengan pemikiran kita, sebagiannya bisa keluar dari batas-batas yang telah ditentukan. Setan bisa memanfaatkan kelengahan ini dan mendorong orang-orang untuk menjadi oposisi kita. Kondisi tersebut di waktu yang sama merupakan hukuman dari Allah untuk kita.
Untuk itu, kita harus selalu hati-hati supaya tidak terjadi kekosongan pada hubungan kita dengan Allah. Kita harus sering-sering mengecek apakah kondisi kita masih terjaga atau tidak. Jika ditemukan kekurangan dan kealpaan di dalamnya, maka kita harus segera memperbaikinya. Apabila kita menunaikan tanggung jawab dan menjaga hubungan dengan Allah supaya senantiasa kuat, maka Dia akan melindungi kita dari segala macam serangan dan kezaliman musuh. Apabila kita mampu mematahkan tulang belakang nafsu dan setan kita, maka pemikiran orang-orang yang menjadi oposisi kita pun akan terpatahkan. Karena merekalah pihak-pihak yang membisikkan hal-hal negatif terkait kita. Pendek kata, selama kita tidak mengalami deformasi batin, maka Allah akan senantiasa menganugerahkan nikmat-nikmat-Nya kepada kita.
[1] Diterjemahkan dari artikel:
https://fgulen.com/tr/eserleri/kirik-testi/hizmet-aleyhindeki-itham-ve-iftiralar-2
- Dibuat oleh