Tolong jelaskan ayat: “Sungguh Kami akan menguji kalian dengan sebagian rasa takut, rasa lapar, serta kekurangan harta, jiwa, dan buah...”
Tolong jelaskan ayat: “Sungguh Kami akan menguji kalian dengan sebagian rasa takut, rasa lapar, serta kekurangan harta, jiwa, dan buah. Dan berikanlah kabar gembira kepada orangorang yang sabar.”[1]
Banyak tafsiran panjang lebar tentang ayat di atas. Siapa yang ingin mengetahui penafsiran teperincinya bisa melihat kitab-kitab tafsir. Di sini kami hanya akan memberikan penjelasan singkat tentang ayat itu untuk tidak menolak permintaan sang penanya. Bisa jadi keterangan kami ini bagi sebagian teman merupakan penjelasan tentang sesuatu yang sudah diketahui. Namun, karena segala hal mengenai Al-Quran adalah penting bagi kita, kita akan membahas ayat di atas meski secara singkat.
Ayat di atas berisi janji Allah Swt. Seolah-olah Dia berkata, “Kami benar-benar akan menguji kalian dengan rasa takut yang akan Kami kirimkan kepada kalian. Kami akan membuat manusia berkuasa atas kalian untuk melihat siapa yang takut di antara kalian dan siapa yang tidak takut, sekaligus memperlihatkannya ke permukaan.” Dengan pengetahuan azali-Nya, sebenarnya Allah sudah tahu, namun Dia ingin memperlihatkan siapa yang takut dan siapa yang tidak takut di antara kalian, karena kekuasaan dan kehendak adalah milik -Nya. Rasa takut adalah salah satu bentuk ujian. Manusia takut akan gempa, kelaparan, kehausan, serta musuh yang terlihat dan yang tidak terlihat. Rasa takut tersebut merupakan ujian baginya.
Ujian yang kedua adalah rasa lapar. Umat Nabi Muhammad saw. telah menghadapi ujian hebat semacam ini pada masa-masa tertentu. Namun, ujian tersebut saat ini telah mulai lenyap. Memang benar bahwa masih terdapat kelaparan dan kesulitan, tetapi itu semua disebabkan oleh sikap manusia yang melampaui batas dan penggunaan yang tidak tepat. Itu adalah tamparan peringatan baginya. Perlu diketahui bahwa generasi terdahulu, terutama yang hidup pada dua abad lalu, menghadapi kelaparan yang sangat hebat akibat berkuasanya musuh-musuh dari luar dan dari dalam. Selain itu, masih ada kelaparan di beberapa negara Afrika akibat penggunaan sumber-sumber daya alam yang tidak tepat. Ini adalah peringatan bagi mereka. Karena aku telah menjelaskan persoalan ini secara rinci pada kesempatan lain, aku tidak akan mengulangnya lagi di sini.
Adapun kekurangan dalam hal harta bisa jadi merupakan akibat bencana alam atau hilangnya keberkahan. Ini juga merupakan salah satu bentuk ujian. Menumpuknya harta juga termasuk ujian. Lalu, kekurangan dalam hal jiwa adalah pembunuhan atau terhalangnya seseorang untuk bisa hidup sebagai manusia terhormat. Sebagaimana masyarakat Islam bisa menghadapi ujian kehilangan jiwa sebagai akibat dari jihad mereka dalam melawan musuh dari luar, demikian pula orang yang hidup secara islami bisa menghadapi pengucilan dari masyarakat sehingga ia hidup seperti warga nomor dua atau tiga. Ini termasuk bentuk ujian tersebut. Semua ujian dan cobaan berasal dari Allah Swt. dan harus dihadapi oleh kaum mukmin.
Bisa jadi Allah menguji kita dengan kekurangan dalam hal buah sebagai akibat dari bencana yang menimpa kebun-kebun. Atau, Dia menguji kita dengan kekurangan terkait dengan buah atau hasil setiap amal dan upaya yang kita lakukan. Sejumlah ujian ini terwujud entah karena dosa dan kesalahan yang kita perbuat sehingga ia merupakan peringatan dan teguran untuk kita, atau ia adalah ujian untuk menaikkan derajat dan kedudukan kita di sisi Allah Swt. Dengan begitu, ujian adalah karunia Allah Swt.
Sabar dan kejujuran adalah hasil dari ujian. Mereka yang tetap berada di pintu Allah Swt. betapapun beratnya penderitaan yang mereka hadapi adalah orang-orang yang sukses dalam ujian, sementara mereka yang meningggalkan pintu-Nya pada ujian paling ringan sekalipun lalu mengubah jalan dan orientasi mereka adalah orang-orang yang gagal dalam ujian.
Ketika Rasul saw. menghadapi cobaan atau musibah, beliau segera berwudu dan salat. Ayat berikut ini mengajarkan hal tersebut kepada kita: “Wahai orang-orang beriman, mintalah pertolongan dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”[2]
Apabila cobaan mengelilingi kalian dan kalian menjadi resah, kalian harus bersabar dan menunaikan salat. Keduanya adalah jalan keluar. Pertama-tama engkau harus tetap berjuang dan bersabar, kemudian engkau harus tetap beribadah dan menghadap kepada Allah Swt. Bisa jadi dengan ujian itu Allah hendak memperlihatkan ke permukaan seberapa tinggi kesetiaan, ketahanan, kejujuran, dan kesabaran kita untuk memberitahu kita nilai kita yang sesungguhnya di samping karunia-Nya kepada kita. Dengan kata lain, Dia akan mengukur tingkat kesabaran dan kejujuran kita dengan reaksi dan sikap kita saat menghadapi ujian. Hal itu agar tidak ada lagi keberatan manusia kepada Allah Swt. Barangkali sesudah penilaian itu seorang hamba akan melihat dirinya dan berkata:
Wahai Tuhan, betapa aku orang yang cepat berubah. Suatu kali Engkau mengujiku dan menutup pintu atasku sehingga aku putus asa dan berpaling dari pintu-Mu. Padahal, semestinya aku tetap berada di tempatku di depan pintu-Mu tanpa berpaling darinya meskipun berbagai ujian berkali-kali menerpaku. Aku pun semestinya melawan semua musuhku. Andaipun tentaraku mengalami kekalahan ratusan kali, aku seharusnya tetap bertahan bersama-Mu seraya berkata, “Engkau tujuanku, wahai Tuhan.” Andaipun rumahku runtuh menimpa kepalaku atau hatiku terluka karena kehilangan anak dan harta, aku sepatutnya tidak boleh berpaling dari pintu-Mu. Andaipun Engkau mengujiku dengan berbagai penyakit yang menyerang sekujur tubuhku dan aku merintih kesakitan, ketika masih bisa mengucapkan satu atau dua patah kata, aku seharusnya berucap, “Engkau tujuanku, wahai Tuhan.” Alih-alih berbuat dan berkata semacam itu, aku malah tidak bisa bersabar. Aku terguncang dan meninggalkan pintu-Mu. Betapa besar dosaku dan betapa cepat aku berbalik arah.
Seorang hamba senantiasa diuji bahkan meskipun ia berada di atas kebenaran dan berjalan di jalan yang lurus. Banyak hadis menjelaskan hal tersebut. Allah Swt. menguji hamba-Nya dengan musibah dan cobaan agar ia menghadap Tuhan dengan bersih dan bisa masuk ke tingkat surga tertinggi.
Kita akan sering menghadapi rintangan dan ujian. Di sinilah arang berbeda dengan intan, yang buruk berbeda dengan yang baik. Ujian sangat penting, terutama pada masa sekarang. Mencapai perubahan yang diharapkan pada masa mendatang hanya bisa terwujud dengan adanya ujian pada masa kini. Karena itu, ujian adalah faktor penting bagi orang yang ingin mempersembahkan dirinya untuk memikul beban dakwah kepada Allah Swt. Allahlah yang memberikan ujian pada saat ini dan masa mendatang. Yang harus kita lakukan tidak lain adalah bertahan, bersabar, dan tetap berada di pintu-Nya dengan tulus.
[1] Q.S. al-Baqarah: 155.
[2] Q.S. al-Baqarah: 153.
- Dibuat oleh