Kupas Tuntas Masalah Dakwah Lewat “Dakwah”
Buku ke-3 Fethullah Gülen yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul “Dakwah” oleh Republika Penerbit, siang itu dibedah oleh beberapa pakar dakwah dan komunikasi UIN seperti Arif Subhan, Amani Lubis, serta Direktur Republika Teukeu Chairul Wishal (Selasa, 15 Mei 2012). Buku “Dakwah” karya Fethullah Gülen Hocaefendi ini bukan hanya sekedar karya tulis semata, apa-apa yang telah dituangkan dalam buku ini sebenarnya merupakan sebagian dari sejumlah pengalaman beliau saat berdakwah, begitu tutur Teukeu. Lebih Lanjut Teukeu menuturkan, dalam pandangan Gülen, dakwah itu ibarat helaan nafas yang kita hembus sepanjang hari yang senantiasa membangkitkan kualitas hidup keimanan kita. Karenanya dakwah harus mengandung ajakan yang berisi, berbobot serta menarik dan menyentuh bagi para pendengarnya.
Pemaparan selanjutnya dilanjutkan oleh Amani Lubis, ia menuturkan, bahwasanya keberhasilan dakwah seorang da’i tidak bertumpu pada suksesi metodiknya, tapi yang lebih penting adalah sesuatu yang muncul dari keikhlasan hatinya. Karena keberhasilan dakwah seorang da’i sepenuhnya merupakan pertolongan dari Allah Swt. semata, sebagaimana yang tercantum dalam keseluruhan isi buku yang saya fahami dalam buku dakwah ini. Bedah buku yang digawangi Moderator dari Fethullah Gülen Chair (FGC), Ade Wahyudin itu sebelumnya juga dibuka dengan sambutan dan ucapan terima kasih dari Direktur FGC, Ali Unsal. Yang kemudian ditutup pemaparan terakhir oleh Arif Subhan, yang juga selaku tuan rumah Acara Bedah Buku “Dakwah” di Fakultas Dakwah UIN Syarif Hidayatullah yang menjelaskan bahwasanya siapapun dia ketika membaca buku ini paradigma berfikirnya akan sedikit berubah, karena cakrawala dalam memahami kewajiban dakwah ternyata tidak hanya sebatas wewenang para mubaligh atau ustadz saja. Karena kewajiban dakwah merupakan sebuah misi bagi setiap muslim dari beragam profesi untuk senantiasa menyeru kepada amar ma’ruf nahi munkar.
- Dibuat oleh