Surah Saba’ [34]: 14
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَن لَّوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu, kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.” (QS Saba’, 14)
Firman Allah di atas mengisyaratkan kepada kita bahwa jin tidak dapat mengetahui sesuatu yang ghaib sedikitpun. Jika jin tidak mengetahui yang ghaib, maka mengapa masih banyak orang-orang yang menjadikan jin sebagai sumber pemberitahuan bagi diri mereka, padahal para jin tidak mengetahui segala yang ghaib sedikitpun. Karena itu, dapat kita simpulkan bahwa siapa yang percaya kepada berita ghaib yang bersumber dari para dukun, maka ia telah keluar dari agama Islam.
Adapun masalah yang kedua yang perlu kita ketahui adalah perintah Nabi Sulaiman as kepada para jin yang tunduk kepadanya menyebabkan sebagian bukubuku yang ada di masa kini menyebutkan bahwa ayat-ayat dan contoh-contoh di dalam Al-Qur’an hanya bersifat rumus-rumus dan ungkapan yang bersifat majaz dan istiarah saja, bukan menunjukkan arti yang sebenarnya.
Jika kita perhatikan kewenangan atau mukjizat yang diberikan kepada Nabi Sulaiman as dan Nabi Daud as, sebenarnya semuanya bersumber dengan kekuatan dan izin dari Allah. Karena itu, kita harus mengerti bahwa kekuatan yang ada pada kedua nabi itu tidak lain hanyalah kurnia Allah yang diberikan kepada keduanya dan ada kemungkinan setelah kedua nabi itu wafat, maka segala kebesaran dan kekuasaan yang diberikan kepada keduanya akan segera berakhir dengan timbulnya perpecahan di antara para pengikut kedua nabi tersebut, karena mereka saling berebutan kekayaan yang dimiliki oleh kedua nabi tersebut.
- Dibuat oleh