Surah al-Baqarah [2]: 17
مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَاراً فَلَمَّا أَضَاءتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لاَّ يُبْصِرُونَ
“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat,” (QS al-Baqarah [2]: 17)
Ayat di atas menunjukkan dalam kalbu orang-orang munafik terdapat tandatanda kemunafikannya dari luar.
Karena kaum munafik hidup bersama di antara orang-orang beriman, mereka adakalanya mendapat cahaya keimanan. Akan tetapi kemunafikannya yang terlalu kuat di dalam kalbu mereka, maka sinar keimanan itu tidak berguna bagi diri mereka.
Orang-orang munafik itu telah berubah menjadi keadaan tidak sabar, padahal mata mereka terbuka, baik karena tidak memerhatikan cahaya yang bersinar yang dibawa oleh Rasulullah Saw. di tangannya atau mereka menghina apa yang disampaikan oleh beliau Saw. atau karena rusaknya kesiapan fitrah mereka untuk menerima Islam. Meskipun demikian, mereka tetap menerima cahaya yang bersinar yang dapat dilihat dengan mata dan sebagai ganti melihat beliau Saw. dengan cahaya keimanan, maka kami lihat mereka cepat-cepat meragukan kebenaran Rasulullah Saw. dengan kekuatan yang timbul dalam rohani mereka. Sehingga cahaya yang dipancarkan oleh Rasulullah Saw. kepada mereka menjadi hilang pengaruhnya sampai kata “istauqada” yang mengisyaratkan bahwa mereka telah mengubah kalbu mereka yang bercahaya menjadi api yang menyala. Mereka tidak dapat menerima kebaikan apapun dari petunjuk yang disampaikan oleh Nabi Saw. kepada mereka.
Adapun orang-orang kafir, mereka tidak mengetahui keimanan dan tidak mengetahui cahaya yang disampaikan oleh Rasulullah Saw.. Mereka tidak pernah melihat cahaya petunjuk sedikit pun dan mereka tidak memasuki alam suci. Karena itu, ketika orang-orang kafir merasa adanya cahaya petunjuk di dalam kalbu mereka, mereka berusaha memegang teguh dan melaksanakan sisa hidup mereka sebagai orang-orang mukmin yang mukhlis, terkecuali beberapa orang yang menentang di antara mereka. Tidak dapat diragukan lagi bahwa perbedaan cahaya dan kegelapan atau perbedaan iman dengan kekafiran mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam sikap dan sifat mereka. Adapun yang mereka lihat ada beberapa hal sebelum itu, maka setelah mereka melihat cahaya keislaman, maka mereka mengubah kehidupannya menjadi alam baru. Mereka terpengaruh oleh keindahan dari Islam dan pengaruhnya. Karena itu, jika kita membandingkan keadaan agama yang mereka dengar dari Islam dan mereka mengakuinya pertama kali, maka mereka beriman kepada Islam dan hidup secara Islami. Dan di antara keyakinan orang-orang Islam yang lahir di negara-negara Islam, mereka memahami Islam secara gamblang, sehingga mereka dapat membedakan kebenaran Islam dengan jelas, kecuali hanya sebagian orang yang jumlahnya tidak banyak.
- Dibuat oleh