Surah al-Baqarah [2]: 1-2
الم. ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
“Alîf lâm mîm. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa,” (QS al-Baqarah [2]: 1-2)
Kata “hudan” yang disebutkan dalam ayat di atas dengan sighat mashdar yang mengandung arti, Sesungguhnya manusia tidak bisa mendapat petunjuk dan tujuan yang diharapkannya tanpa melalui jerih payah yang khusus. Dalam pengertian yang lain, sesungguhnya kami mengetahui bahwa di dalam Al-Qur’an tidak terdapat sedikit pun bentuk keraguan, karena Al-Qur’an adalah sumber petunjuk bagi orangorang yang bertakwa saja, bukan untuk yang lain, karena diri mereka tidak meragukan kebenaran Al-Qur’an dan mereka mau menerima Al-Qur’an dan mau menerima Allah sebagai Tuhannya dan Islam sebagai syari’atnya. Karena itu, mereka mau menerima petunjuk yang datangnya hanya dari Allah semata tanpa berpikir dari yang lain.
Kata “hudan” yang ada di akhir surah al-Baqarah ayat 5,
أُولَئِكَ عَْلَى ىُْدًى مِْ ن رَْبِِّّْ وَْأُولَئِكَ ىُْ اْل مُ فلِحُونَْ
juga mempunyai pengertian yang sama dengan kata “hudan” yang ada di atas, yaitu sighat-nya adalah mashdar. Maksudnya adalah, bahwa sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada hamba-hamba-Nya berupa petunjuk, meskipun tanpa adanya hubungan apapun dengan pemberian petunjuk tersebut.
Pintu takwa adalah pintu yang menyebabkan karunia Allah berupa petunjuk didapatkan. Penyebab utama diberikannya petunjuk kepada seseorang adalah karena ia beriman dan mengenal hak Allah. Sehingga ia akan mencapai ridha Allah, seperti yang disebutkan di dalam ayat tersebut secara singkat bahwa seorang yang mendapat petunjuk dari Allah hanyalah orang-orang yang bertakwa. Selain itu, meskipun seorang telah mendapat petunjuk dari Allah, akan tetapi untuk mencapai keamanan di dunia dan keberuntungan di hari Kiamat, hendaknya ia menjaga segala perbuatannya agar sesuai dengan kehendak Allah.
Sebagai kesimpulannya, petunjuk akan diberikan kepada orang-orang yang bertakwa dan keduanya adalah hasil dari permintaan seorang hamba, seperti yang disebutkan di dalam firman Allah, “Tunjukilah kami jalan yang lurus”. (QS al-Fâtihah [1]: 6). (QS al-Fâtihah [1]: 6).
- Dibuat oleh