Gila Pangkat dan Jabatan
Sebagaimana di dalam diri manusia terdapat bibit-bibit dan esensi kebaikan dari banyak hal, terdapat juga benih-benih keburukan untuk beberapa maslahat. Misalnya, di samping sifat-sifat baik seperti tanpa pamrih, ketulusan, altruisme (mendahulukan orang lain), kanaah, pada sebagian banyak orang juga terdapat sifat-sifat buruk yang dapat melumpuhkan ruh dan membunuh kalbu seperti gila kedudukan, cinta jabatan, serta pamer (keinginan untuk dilihat). Oleh karena itu, ketika kita membangun hubungan dasar dengan orang-orang, kita harus bisa menjadikan sifat-sifat tersebut sebagai pertimbangan, agar nantinya kita tidak kecewa.
* * *
Cinta jabatan, ingin terkenal, dan mengharapkan kedudukan adalah sifat-sifat alami yang sedikit banyak terdapat hampir pada semua manusia. Jika perasaan dan pemikiran tersebut tidak dipenuhi dalam koridor syari'ah, maka akan merugikan diri sendiri serta akan merugikan masyarakat sekitar, karena tidak bisa melepaskan dirinya dari keinginan, perasaan, dan pemikiran ini. Sebagaimana halnya pada bendungan yang terus menerus dialiri air, airnya nanti akan tumpah menghancurkan bendungannya; demikian juga, jika kalbu yang terperangkap dalam perasaan bangga diri dan ingin terkenal tidak disalurkan di jalan yang benar, maka kehancuran dunia kita menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindarkan.
* * *
Setiap aktivitas dan gerakan ruh-ruh yang belum dewasa yang dianggap buruk secara relatif dalam memuaskan nafsu, walaupun ia dianggap sebagai hantaman terhadap ruh dalam suatu kriteria, pada akhirnya, dari sisi ia menjadi wasilah bagi kebaikan relatif dan pencegahan terhadap sebagian keburukan yang dinamakan dengan "ahwanus syar" (keburukan paling ringan), bahkan ia pun dianggap secara tidak langsung sebagai sebuah kebaikan. Ya, seorang penyanyi yang berusaha menghibur dengan pita suaranya, daripada ia menyemburkan kabut dan asap ke sekeliling kita dengan lagu-lagu yang mengundang syahwat, buat dirinya melodi ilahi, kasidah yang indah, pembacaan maulid lebih sedikit kerugiannya, bahkan untuk beberapa kalangan bisa dibilang sebagai sebuah kebaikan.
* * *
Ketulusan dan keikhlasan merupakan ruh dari sebuah pekerjaan serta sifat dari pelaku pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, agar pekerjaan tersebut diterima oleh Sang Pencipta, bergantung pada pelaksaan amal tersebut berasal dari hati dan dilandasi dengan niat yang tulus, tanpa adanya harapan apapun selain ridha Ilahi. Namun, sungguh sangat sulit bagi setiap individu untuk bisa berhasil melaksanakan khidmahnya dengan ukuran yang demikian. Berdasarkan hal tersebut, maka pertimbangan harus diberikan kepada mereka yang kebaikannya lebih dominan daripada keburukannya. Ya. Banyak perbuatan dilakukan untuk khidmah iman namun telah terkontaminasi dengan riya’ dan sum’ah. Hal ini tidak bisa dikatakan bahwa pekerjaan tersebut telah memberikan kerugian secara mutlak kepada cita-cita, gagasan suci, dan masyarakat kita. Mereka bisa jadi mencampur adukkan pekerjaan-pekerjaan tersebut dengan kepentingan dan keinginan pribadi mereka. Bisa jadi mereka tidak dapat setiap saat menjaga niat mereka hanya untuk meraih ridha Ilahi. Bisa jadi juga mereka tidak dapat menyesal atas kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat. Akan tetapi sama sekali tidak benar jika dikatakan bahwa jalan dan keyakinan mereka tidak berada dalam kebenaran.
* * *
Bersama dengan itu semua, jika setiap orang dalam sebuah komite yang melakukan khidmah mencoba untuk memunculkan dirinya sendiri di bidang tugasnya, lalu jika orang yang lain juga ingin terlihat muncul seperti dia, maka disiplin masyarakat akan rusak, segalanya akan jadi malapetaka dan dengan cepat akan menuju ke anarki. Pada akhirnya, dikarenakan keegoisan individual maka di setiap bagian komite akan muncul gerakan individual. Pada saat itu, pepatah "kaki di kepala dan kepala di kaki" akan terjadi, yaitu orang tak berkompeten memimpin dan orang berkompeten tertinggal, kemudian otoritas pusat keseluruhan pun akan hancur perlahan-lahan.
* * *
Jika sosok sukses di dalam pemerintahan, unsur aktif di dalam sebuah negara, pemenang dan jiwa-jiwa dinamis di dalam sebuah institusi, mereka meminta imbalan atas kesuksesan dan kecakapan mereka, maka pemerintahan itu akan lumpuh, negara itu akan runtuh, demikian juga dengan institusi tersebut. Semua pemerintahan dapat berdiri bergantung pada disiplin tertentu. Sebuah negara dipertahankan oleh asas dan prinsip-prinsipnya. Sebuah pasukan pun didirikan atas struktur komando dan ketaatan. Apa pun yang bertentangan dengan ini menandakan akan kelalaian unsur-unsur alami yang telah memastikan kohesi masyarakat manusia dari masa lalu hingga saat ini.
* * *
Ah seandainya kalbu-kalbu berqanaah dengan apa yang telah dan akan diberikan Sang Pencipta! Seandainya dengan itu mereka hanya mencari keridhoanNya saja di setiap penjuru dunia! Akan tetapi, ada beberapa orang membelakangi matahari yang memiliki cahaya terang dan hanya puas dengan cahaya redup lentera di tangan mereka. Dengan ini, mereka tidak akan mampu memperbaiki pandangan rabun mereka dan tidak akan pernah menemukan pintu menuju cahaya abadi!..
- Dibuat oleh