Makna Di Balik Perbuatan Kita
Pertanyaan: Apa prinsip-prinsip penting yang menyangkut isu-isu seperti: merasakan hubungan antara peristiwa dunia dan perbuatan kita; menyadari hubungan antara masalah yang kita hadapi dengan kesalahan dan dosa-dosa kita; dan bertindak sesuai dengan kriteria Al-Qur'an dan Sunnah tentang masalah ini?
Jawaban: Ketika seorang mukmin mengalami beberapa kegagalan di jalan dimana ia berjalan, menghadapi beberapa tuduhan dan fitnah yang menodai kehormatan dan reputasinya, atau mengalami beberapa kegagalan dalam suatu pekerjaan yang tampaknya mungkin untuk berhasil, dia harus melihat setiap peristiwa ini sebagai peringatan Ilahi dan mengintrospeksi diri untuk memperbaiki hubungan dan kehambaannya dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala .
Buah Dari Kelalain Yang Berabad-abad
Kita gagal untuk "membaca" makna peristiwa, karena peristiwa kadang-kadang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kita pun gagal untuk memahaminya, sehingga kita tidak dapat membangun hubungan antara peristiwa dan perbuatan kita. Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebenarnya memberi kita jeda sebelum datang hukuman atas kesalahan kita. Terkadang hukuman tersebut tidak terwujud sebagai perbuatan tertentu melainkan dalam bentuk yang berbeda. Dalam kasus tersebut kita kehilangan hubungan antara peristiwa dan perbuatan kita. Sebagai makhluk yang tenggelam dalam dunia kausalitas, kita kebanyakan berpikir sesuai dengan prinsip sebab-akibat dan berkata, "Hukuman untuk kejadian itu harusnya begini dan begitu." Namun, sesuatu terjadi sesuai dengan misteri pengujian Ilahi. Dalam hal ini jika seseorang tidak melihat kejadian dengan mata yang tajam dari kebijaksanaan, dia gagal untuk membedakan hubungan mereka dengan perbuatan orang lain.
Sebenarnya sebagai Tuhan semesta alam dari kerajaan yang sangat luas yang mencakup semua eksistensi, Allah Yang Maha Kuasa memiliki keputusan tertentu terhadap negativitas tertentu. Ketika kita membatasi perspektif kita ke ruang lingkup yang sempit, kita gagal untuk memahami keputusan yang berhubungan dengan domain yang luas ini dan kebijaksanaannya. Apa yang menjadi kewajiban kita adalah untuk menghormati keputusan dan penilaian Allah untuk melihat masalah dan kemalangan yang menimpa kita hanya sebagai ganjaran dan untuk menerima keputusan dengan kesabaran dan kepasrahan. Bahkan kita seharusnya melihat peristiwa dengan cara ini dan mempertanyakan diri kita sendiri dalam menghadapi setiap masalah yang kita alami dengan mengatakan, "Saya ingin tahu kesalahan apa yang saya telah perbuat sehingga Allah memberikan masalah ini?" Ini tidak berarti bersikap memberontak melawan takdir Ilahi dengan angkuh mengatakan, "Aku tidak melakukan kesalahan apa pun untuk layak tertimpa semua ini!" Perkataan sebelumnya menandakan kemampuan melihat peristiwa sebagai peringatan Ilahi dan mau memperbaiki diri sedangkan perkataan yang terakhir menandakan pemberontakan implisit terhadap keputusan takdir Ilahi dalam suasana hati yang letih agar terhindar dari kesulitan dan masalah. Apa yang benar-benar penting untuk orang beriman adalah mampu berpikir, "Kesalahan dan dosa saya yang mana yang menyebabkan diberikannya masalah seperti itu?"
Sepak bola, misalnya, jika anda tidak berada di bagian lapangan yang seharusnya anda berada, yaitu, jika tidak berada di dekat gawang di lini tengah atau di sisi lapangan. Maka anda tidak memiliki hak untuk mengatakan, "Kenapa mereka terus mencetak gol sepanjang waktu?" Agar terselamatkan dari situasi ini terlebih dahulu perlu melihat kelemahan dan menentukan apakah benar-benar layak dengan hasil ini atau tidak. Jika anda tidak menempatkan pemain ke tempat yang tepat dan tidak merencanakan jenis permainan yang akan mereka mainkan juga tidak memainkan peran yang sesuai maka itu berarti anda menerima ganjaran yang layak.
Dengan cara yang sama sebagai perwakilan dari ketulusan dan kejujuran jika anda telah mengabaikan berbagai bidang kehidupan dan meninggalkannya ke tangan orang lain, maka anda harus mengkritik diri terlebih dahulu dalam menghadapi masalah yang menimpa. Jika tidak berada di dalam hal kejujuran dan kebenaran, maka anda tidak dapat menghentikan penyebaran korupsi. Jika tidak berada di manapun, anda akan benar-benar terkepung dan terpaksa hidup menderita, meskipun anda berpikir bahwa sedang hidup dalam masyarakat bebas seperti benar-benar hidup di dalam tahanan, tidak dapat bertindak secara bebas sebagai individu maupun menjaga ketentraman dalam keluarga. Dalam bingkai nilai-nilai yang dipercaya, Anda juga tidak bisa membesarkan anak-anak dengan cara yang diinginkan.
Jika kita melihat masalah di seluruh dunia dan mengevaluasi kondisi menyedihkan umat Islam saat ini, kita melihat dengan perspektif yang sama bahwa umat Islam tidak bisa menerima hak seperti yang dipersyaratkan oleh aturan dan tidak dapat memenuhi tugas yang menjadi tanggung jawab mereka. Orang Turki dan orang Muslim lainnya di dunia menderita perampasan dan masalah tertentu saat ini sebagai konsekuensi dari hukum alam, karena mereka tidak melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan pada waktunya. Insya Allah dengan menghindari mengeluh dan dengan menentukan dengan tepat sumber masalah, penderitaan ini akan menjadi kompensasi bagi dosa-dosa kita semua. Dalam hal ini, kemalangan memiliki aspek untuk menjadi berkah tersembunyi. Manifestasi dari rahmat umum dan khusus Allah pun juga terlihat.
Pemandu Makna Peristiwa
Meskipun kita mengatakan, "orang-orang beriman bertanggung jawab untuk 'membaca' dengan benar makna peristiwa," kita harus menerima kenyataan bahwa tidak mungkin bagi semua orang beriman untuk mampu melihat masalah pada tingkatan dan kedalaman yang sama atau untuk sepenuhnya memahami masalah tersebut. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjadi pemandu spiritual yang dapat melihat dan menafsirkan peristiwa yang berlangsung dengan perspektif yang komprehensif dan dengan mengaitkan hukum sebab akibat. Mereka harus mampu menganalisa dengan baik alasan terhadap masalah yang diderita melakukan pendekatan dengan pertimbangan kausalitas memperhitungkan dengan baik seperti apa konsekuensi negatif yang bisa diderita dari kesalahan yang telah dibuat dan memberi orang bimbingan yang benar pada isu-isu ini.
Saya tidak berpendapat bahwa masyarakat Turki telah waspada dengan kesadaran seperti itu. Kita dapat memahami hal ini lebih baik dengan mengecek masalah yang dialami selama beberapa abad terakhir. Meskipun beberapa intelektual di Turki memahami masalah ini ke tingkat tertentu tapi tidak satupun dari mereka yang mampu memahami masalah ini pada pokoknya seperti Ustadz Bediuzzaman yang telah lakukan dan tidak memberi solusi yang tepat untuk masalah yang diderita. Namun, saya ragu apakah orang-orang yang telah diberikan amanah tanggung jawab oleh Ustadz Badiuzzaman untuk memahami masalah ini telah sesuai dengan kemampuan mereka atau tidak.
Dengan melihat kondisi ia hidup dan juga sarana yang tersedia saat itu, terlihat bahwa ia diletakkan di bawah tekanan yang serius dan terhalang dalam mengambil tindakan. Akan tetapi, meskipun semua kesulitan ini, dia melakukan apa yang perlu dilakukan dan membangkitkan perhatian serius dan semangat pada manusia terhadap kepentingan Islam. Kita tidak mungkin mengambil tindakan tanpa semangat tersebut dan tidak dapat menyadari cita-cita kita sedikitpun bersama dengan orang-orang yang datar. Namun demikian, kita juga perlu mengontrol semangat tersebut dalam kerangka yang tepat dalam ajaran agama. Dengan kata lain, di satu sisi kita perlu untuk membangkitkan semangat pada orang-orang seperti menderu banjir, namun di sisi lain kita juga perlu untuk mengatur batas-batas untuk menyeimbangkan semangat tersebut dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat; penting untuk membangun kanal dan bendungan yang tepat.
Selain upaya luar biasa dari Ustadz Badiuzzaman terhadap masalah ini, apa yang perlu dilakukan dalam hal membangkitkan semangat Islam di seluruh masyarakat belum dilakukan. Tak satu pun dari sekolah-sekolah agama di Turki yang telah mampu membangkitkan semangat Islam di hati orang-rang ke tingkat yang diinginkan. Untuk alasan ini, kita mengalami masa apatis. Mungkin beberapa orang berhasil melakukan beberapa upaya dan tindakan minimal. Beberapa orang membuat referensi untuk kebangkitan baru. Namun, karena mereka tidak memiliki rencana atau sistem, mereka gagal untuk membangkitkan semangat Islam yang seharusnya mereka bangkitkan dalam masyarakat dan gagal membuat kebangkitan seluruh bangsa. Sama seperti mereka gagal melihat penyebab dan konsekuensi yang mereka akan hasilkan, mereka juga gagal untuk mengambil tindakan pencegahan. Beberapa orang menggunakan frase fantastis semata-mata demi popularitas mereka sendiri dan membuat diri mereka diperhatikan dengan ini. Namun, ‘tindakan’ lebih berarti daripada ‘kata-kata’ dan memberikan kita kriteria yang sebenarnya untuk mengevaluasi orang.
Perasaan Cemburu Yang Memicu Hati Beku
Saat ini jiwa-jiwa pengabdi telah menyebar ke empat penjuru dunia demi cita-cita mulia mereka dan melakukan upaya demi mewujudkan kebangkitan baru. Akan tetapi, kali ini orang-orang yang bertindak dengan perasaan persaingan dan iri hati mulai menghalangi mereka. Bukannya mencari jalan mereka sendiri dan berjalan sesuai dengan jalannya, orang-orang ini justru menyebabkan masalah bagi jiwa-jiwa pengabdi di jalur mereka berjalan dan memberikan kemacetan. Tanpa membiarkan orang lain bertahan hidup, mereka bersikap rakus dan ingin eksis di segala bidang. Dengan cara tersebut mereka ingin menghambat sebuah gerakan yang telah mencapai titik ini walau dengan kekurangan dan kelemahannya.
Biarkan saya menunjukkan bahwa hal ini juga sangat penting bagi orang beriman untuk memberikan perilaku yang pantas ke mereka terhadap tindakan kasar dan jelek yang melampaui batas tersebut. Untuk itu, kita tidak mungkin selalu untuk menjaga keseimbangan dalam menghadapi penindasan dan pelanggaran-pelanggaran tersebut. Anda mungkin kehilangan kejujuran dalam perasaan dan pikiran anda. Sebagai contoh, beberapa orang bermaksud melakukan tindakan yang membahayakan dan terus-menerus mencoba untuk menggali lubang untuk anda. Namun pada akhirnya, bahkan jika anda tidak memiliki bagian dalam masalah ini, orang lain menggali lubang untuk mereka dan menyebabkan mereka jatuh ke dalamnya. Dalam menghadapi situasi seperti itu, hal ini tidak membolehkan anda untuk mengatakan, "Ini layak untuk mereka! Mereka telah menerima ganjaran yang layak." Juga, jika anda bergantung pada pemikiran seperti itu, menghibur diri dengan itu, dan mengabaikan tugas-tugas yang seharusnya dilaksanakan, maka itu berarti melanggar nilai-nilai esensi kemanusiaan di jalan kita dan gagal untuk menjaga karakter ketulusan.
Ayat Al-Qur'an dengan arti sebagai berikut sebenarnya menunjuk fakta ini, "... Jangan biarkan orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu" (Rum 30:60). Dengan menjelaskan secara terperinci arti ayat ini, kita dapat mengatakan: Beberapa perilaku sembarangan dari mereka yang tidak memiliki kepastian dalam iman sebagai refleksi dari karakter mereka tidak harus menyebabkan untuk bertindak sembarangan juga. Mereka tidak seharusnya mengalihkan diri dari jalan yang diikuti, tidak menyebabkan untuk memberikan sikap negatif terhadap mereka sebagai balasan, dan tidak menyebabkan aritmia. Seperti yang terjadi dengan jantung, sekali ritme kehidupan bermasyarakat terganggu, tidak mungkin untuk memperbaikinya tanpa efek kejutan. Kadang-kadang bahkan efek kejutan tidak cukup akan tetapi tubuh tidak bisa mentolerir aritmia dan tubuh pun jatuh. Untuk alasan ini, kita perlu untuk bertindak hati-hati dalam masalah ini dari awal.
Hal ini diperlukan untuk melakukan upaya terbaik untuk kepentingan membangun semangat kesatuan sosial dan memelihara kerukunan masyarakat luas. Perhatikan bahwa cara menerima pertolongan Ilahi adalah dengan memiliki kerukunan dan persatuan. Dalam hal ini, sangat penting bagi orang-orang dengan disposisi dan afiliasi yang berbeda untuk bertemu di tanah yang sama dan memberikan dukungan satu sama lain. Setidaknya, mereka tidak harus berbalik melawan satu sama lain, tidak harus menyapa satu sama lain dengan hal-hal negatif, dan tidak mencoba untuk menjatuhkan satu sama lain. Setelah melakukan itu, mereka harus mencari cara bertindak bersama-sama, mewujudkan beberapa proyek dalam kerjasama, dan juga membela orang lain dalam tingkatan tertentu sama seperti mereka mendukung orang yang pendapatnya sama dengan mereka. Yaitu, mereka harus menemukan kesepakatan yang masuk akal dan logis untuk memungkinkan bekerja bersama-sama. Hal ini tergantung pada orang yang memberikan tekad mereka untuk menekan beberapa perasaan negatif yang timbul. Hal yang tidak boleh dilupakan bahwa usaha tersebut akan mendapatkan berkah seolah-olah mereka menjalankan ibadah. Bahkan jika pihak lain tidak memiliki pemahaman tentang masalah ini, kita harus melakukan apa yang diamanahkan ke kita, tanpa merugikan orang lain. Dalam kata-kata Ustadz Badiuzzaman, seseorang yang melihat jalan sebagai jalan yang baik dan sangat mencintai jalan tersebut tidak mengharuskan seseorang untuk menunjukkan permusuhan terhadap orang lain.
- Dibuat oleh