Mengiringi Dakwah dengan Do'a
Berdo'a merupakan tugas utama yang harus senantiasa dilakukan oleh seorang da'a, karena berdo'a merupakan sarana yang paling utama untuk berhubungan dengan Allah. masalah ini sangat dibutuhkan oleh setiap orang terutama para nabi dan da'I, karena untuk memberi petunjuk kepada manusia adalah tidak mudah dan kewenangannya hanya di tangan Allah. Dia yang berhak memberi petunjuk atau kesesatan bagi siapapun yang dikehendaki-Nya. Jadi, manusia, siapa pun, tidak berwenang memberi petunjuk atau memberi kesesatan kepada siapapun. Tentang masalah ini Allah telah berfirman, “Katakanlah (kepada orang-orang musyrik), "Tuhanku tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau ada ibadatmu. (Tetapi bagaimana kamu beribadat kepada-Nya), padahal kamu sungguh telah mendustakan-Nya? karena itu kelak (azab) pasti (menimpamu)," (QS al-Furqân [25]: 77).
Kesimpulannya setiap mukmin, khususnya para nabi dan da'i harus rajin mohon kepada Allah untuk diberi kemudahan membuka pintu hati para pendengarnya.
Adakalanya karena do'a seorang yang mukhlis, maka banyak orang yang diberi petunjuk oleh Allah dari pada yang diberi ceramah. Sehingga do'a mempunyai kekuatan bagai sihir yang dapat memengaruhi hati orang banyak. Selain itu do'a juga menjadi senjata orang mukmin dan benteng yang paling ampuh baginya di masa dulu maupun di masa kini. Karenanya, setiap da'i harus rajin memohonkan petunjuk kepada Allah bagi umatnya sebelum ia berdakwah, kemudian setelah itu ia berdakwah semampunya. Dengan kalimat yang lebih sederhana dapat dikatakan di sini, bahwa setiap da'i harus berdo'a, menggunakan cara-cara yang masuk akal, sederhana, menarik dan menimbulkan simpatik, agar dakwahnya bisa diterima oleh orang banyak.
Rasulullah Saw. telah berusaha sekuat tenaga untuk menyampaikan dakwahnya kepada kaumnya dengan berbagai cara, tetapi beliau tidak pernah terlepas dari berdo'a. Disebutkan bahwa beliau Saw. pernah berdo'a memohon pertolongan Allah, agar hati „Umar Ibn al-Khaththab dibuka masuk ke dalam Islam. Do'a beliau Saw. diterima, tidak lama setelah itu „Umar diberi petunjuk oleh Allah untuk masuk Islam.[1]
Disebutkan bahwa pada suatu hari Abu Hurairah minta do'a dari Rasulullah agar hati ibunya dibuka sehingga mau menerima Islam. Dalam sebuah riwayat yang lain disebutkan bahwa Abu Hurairah ra. berkata, “Pada suatu hari aku mengajak ibuku masuk ke dalam Islam, ketika ia masih sebagai wanita musyrik, tetapi ia mengata-ngatai Islam, sehingga aku datang kepada Rasulullah Saw. seraya menangis, “Ya Rasulullah Saw., tadinya aku mengajak ibuku masuk ke dalam Islam, tetapi ia menjelekjelekkan Islam, karena itu do'akan semoga ibuku mau masuk Islam.” Kemudian Rasulullah Saw. berdo'a, “Ya Allah berilah petunjuk kepada ibunya Abu Hurairah.” Kemudian aku keluar pulang ke rumahku untuk mengabarkan kepada ibuku tentang do'a beliau baginya, tetapi anehnya ketika aku tiba di depan pintu rumahku, aku lihat pintu rumahku tertutup, ketika ibuku mendengar langkah kakiku, maka ia berkata, “Tunggulah sebentar wahai Abu Hurairah.” Aku dengar ia sedang mandi, setelah itu ia memakai baju dan kerudung, kemudian ia membuka pintu seraya berkata, “Wahai Abu Hurairah aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi juga bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.” Kata Abu Hurairah, “Kemudian aku kembali ke tempat Rasulullah Saw. sambil aku menangis atas keislaman ibuku.”
[1] LIhat lebih lanjut dalam kitab al-Bidâyah wa al-Nihâyah, karya Imam Ibnu Katsir, Jilid 3, halaman 31. Juga dalam kitab Asad al-Ghâbah, karya Imam Ibnu Atsir, Jilid 4, halaman 148. Dan, dalam kitab Tabaqât al-Kubra, karya Imam Ibnu Sa’ad, Jilid 3, halaman 246.
- Dibuat oleh